01 Desember 2014

Sebuah Puisi

 

Kusodorkan tanganku.
Mana tanganmu?

Kau malu-malu memukul bahu.

Seakan mengangankan bulan terang emas selalu,
dan berharap perjalanan jauh dilaju.
Sampai kau yakin tak salah merindu,
meski kapannya tak tentu.

Bujuk rayu tak perlu,
asal senyum tawa canda tetap lucu.

Biarkan angan ingin hasrat lalu bersama waktu,
dan abadi di langit biru.

(judulnya terserah padamu)

SAP
06.09.2012

Tidak ada komentar: