03 April 2018

Jakarta di Balik Selubung

Oleh: Shelbi Asrianti

Musik elektronik meraung. Denting gelas bersahutan. Tawa-tawa menggoda, berbaur dengan lirikan mata yang mencari. Ingar-bingar musik menjadi-jadi. Transaksi terjadi di sana-sini.

Dunia malam Jakarta, dengan pesta yang seolah tak pernah usai. Mulanya Pras (Oka Antara), putra daerah yang tengah merintis karier sebagai jurnalis di ibu kota, tak awam dengan semua ini.

Keterlibatannya berawal setelah tanpa sengaja menolong Awink (Ganindra Bimo). Penari gay di klub malam itu rupanya adalah tetangga Pras di rumah susun yang mereka tinggali.

Satu kejadian menyusul kejadian berikut, melibatkan gangster Yoga (Baim Wong) bersama rekan bisnisnya Ricky (Richard Kyle). Semakin hari, semakin Pras dikenalkan pada wajah Jakarta di balik selubung.

Sebagai jurnalis, insting Pras untuk menuangkan potret nyata itu dalam tulisan segera bekerja. Ia tak berpikir dua kali untuk menginvestigasi lebih dalam soal dunia malam Jakarta, termasuk menguak jaringan narkoba dan prostitusi di sejumlah pesta.

Pras luar biasa bangga, segera membawa tulisan yang rampung ke meja Djarwo (Lukman Sardi), pemimpin redaksi majalah di tempatnya bekerja. Namun, sesuatu tiba-tiba mengusik hati jurnalis yang berambisi membuat karya signifikan itu.

Ia teringat Awink dan Yoga, yang telah seratus persen percaya padanya. Tegakah Pras mengorbankan persahabatan yang telah terjalin, berkeras menerbitkan tulisan bombastis itu demi ambisi pribadi?

Novel Moammar Emka
Deskripsi sisi lain Jakarta itu tervisualisasi pada film Moammar Emka's Jakarta Undercover. Kisahnya diangkat dari empat seri novel berjudul sama karya Moammar Emka yang terbit dalam rentang waktu 2002-2015.

Jakarta Undercover yang tayang pada 23 Februari 2017 diproduksi oleh Grafent Pictures dan Demi Istri Production. Film disutradarai sineas Fajar Nugros yang turut menulis skenario bersama Piu Syarif.

Pada 2007, film serupa berjudul Jakarta Undercover pernah rilis dan diadaptasi dari buku yang sama. Namun, Emka menjelaskan kedua cerita berdiri sendiri dan bukan merupakan sekuel lanjutan.

Emka yang sekaligus menjadi produser eksekutif film, memberi keterangan bahwa ada pendekatan berbeda pada Jakarta Undercover. Sejumlah tokoh sengaja diciptakan untuk merajut benang merah cerita yang dapat merangkum banyak konten dalam empat bukunya.

Tokoh Pras, misalnya, dimaksudkan sebagai representasi diri Emka sebagai penulis. Metode investigasi yang ditampilkan dalam film pun serupa dengan riset yang dilakukan Emka bertahun-tahun guna menguak tabir Jakarta.

Selain Pras, ada Yoga, Ricky, dan Awink, para pelaku dunia malam yang diwujudkan dalam karakter yang berkaitan kisah. Ada pula jalinan cerita dari model yang terjebak prostitusi bernama Laura (Tiara Eve), germo transgender Mama San (Agus Kuncoro), PSK Sasha (Nikita Mirzani), hingga pejabat mesum (Tio Pakusadewo).

Di bawah arahan Fajar Nugros, penghadiran sisi kelam Jakarta tampak nyata pada layar. Memang banyak adegan dewasa guna mendukung tema film bergenre drama ini, namun Jakarta Undercover dipastikan telah lulus sensor.

Butuh kedewasaan dari pemirsa untuk menangkap pesan dan nilai kemanusiaan dalam karya artistik tersebut. Seperti ujaran Fajar, film yang penayangan premiernya berlangsung di Jogja Asian Film Festival (JAFF) ke-11 pada Desember 2016 silam itu mengusung misi tertentu.

"Kekerasan terhadap perempuan, premanisme, kemiskinan, jeritan kaum minoritas, adalah sebagian dari realita yang hendak kami angkat di film ini," kata sineas 37 tahun kelahiran Yogyakarta itu.

Film tersebut akan membuka mata mengenai isu-isu yang selama ini diketahui ada, namun banyak orang tak nyaman memperbincangkannya. Terselip di dalamnya ada unsur humanisme yang mengajak penonton untuk tak mudah menghakimi berbagai hal.

Sebut saja kisah model bernama Laura, pemeran utama wanita dalam film yang diperankan DJ dan musisi Tiara Eve. Ia diceritakan terjebak dalam lingkaran setan dunia hitam karena desakan finansial.

Ayah yang terjerat kasus korupsi dan ibu yang sakit-sakitan membuat Laura yang bukan asli Jakarta mengadu nasib di ibu kota. Niatnya menjadi model terkenal membelok pada pekerjaan menjual diri yang seolah tanpa ujung.

Di tengah rasa depresi tak berkesudahan, Laura berjumpa dengan Pras yang dianggap berbeda dari laki-laki kebanyakan. Romansa antara keduanya juga menjadi bumbu cerita yang disebut Emka benar-benar ia sarikan dari kisah nyata.

Kemistri Pras dan Laura bisa dibilang merupakan pendukung utama unsur drama dalam film. Namun, mengenai daya tarik film dari aspek komedi, tokoh Awink lebih mengemuka.

Aktor Ganindra Bimo yang memerankan Awink bertransformasi khusus untuk film ini. Betapa tidak, pria berotot jago muay thai itu dituntut ngondek dan menurunkan berat badan hingga enam kilogram untuk melakoni peran penari gay.

Sikap serius Pras yang kaku, jarang bercanda, dan bicara dengan logat daerah diimbangi keluwesan Awink. Gelagat centil, gestur, dan cara bicara Awink paling banyak membuat penonton tertawa, selain posisinya yang memang krusial dalam cerita.

Akting para pemeran lain juga sangat total, membuat gambaran sisi kelam Jakarta benar-benar ngena. Selain kagum Baim Wong bisa menjadi Yoga yang sadis dan berdarah dingin, penonton bisa jadi baru menyadari yang mana Agus Kuncoro saat durasi film sudah setengah jalan.

Secara keseluruhan, Jakarta Undercover menguak lebih jauh tabir Jakarta, megapolitan dengan seribu wajah. Terserah kepada penonton untuk memaknainya seperti apa, namun refleksi nyata sisi lain kehidupan Jakarta itu tetap tak bisa disangkal keberadaannya.

***

Stok tulisan lama yang gak jadi tayang di koran eykeh kerana kena sensor redaktur. hahaa.