17 April 2015

Mencari Tawa Lepas


Aku mencari tawa lepas. Kuharap temukan itu pada bingkai parasmu.

Namun, kamu berkedok topeng sedih. Sudut bibirmu membentuk senyum getir. Masa itu telah berlalu, katamu, saat bahagia adalah aku.

Kamu beberkan kenangan, saat gelakmu masih tanpa beban. Saat duniamu penuh impian. Saat yang kau cinta tak beranjak pada siapa-siapa. Setia.

Itulah masa ketika tawa lepasmu yang kuingin puja menjelma. Namun, aku tak dapat kembali ke sana. Tak pernah bisa.

Kamu. Aku. Dia. Mereka. Semua tak lagi sama.

Sekarang kamu berkesah: Ketika romansa menjelma tanggung jawab, kau hanya bisa merasa terjebak. Tanpa antisipasi menghadapi jalan cerita tak tertebak.

Aku ingin hentikan sesakmu. Kurangi sakitmu. Merengkuhmu tanpa batas waktu. Aku mau kamu dengan tawa lepasmu. Tapi kamu membisu.

Dan aku, hanya mampu menunggu.

Jumat, 17 April 2015.
Catatan petang di KRL Jakarta-Bogor.